
Atau jika kita tidak mengetahui jenis-jenis kemasan plastik tersebut, kita bisa menyerahkan persoalan tersebut kepada desiner kemasan yang mengerti soal kemasan pelastik yang cocok untuk produk bisnis kita. Berikut ini rangkumannya jenis plastik yang cocok untuk bisnis makanan dan minuman
Berikut ini adalah jenis plastik yang digunakan untuk membuat sebuah kemasan, dan dapat diketahui dari kode yang terdapat di bagian bawah kemasan. Kode kemasan plastik berupa segitiga yang merupakan simbol daur ulang dengan kode angka di tengahnya dan kadang-kadang disertai dengan nama jenis plastiknya. Semua kode ini berlaku internasional dan memiliki nomor dari 1 hingga 7.
Kode 1: PET/PE (Poly Ethylene Terephthalate)
PET merupakan resin poliester yang sifatnya tahan lama, kuat, jernih, ringan, tahan terhadap pelarut, kedap air dan gas, dan mudah dibentuk dalam keadaan panas sekitar 80 derajat Celcius. Karena itu, kemasan PET harus disimpan di tempat yang sejuk. Plastik jenis ini memiliki kepekatan sekitar 1,35-1,38 gram/cc sehingga cukup kokoh. Kelebihan lain plastik PET adalah dapat didaur ulang. Dalam industri, plastik jenis PET digunakan sebagai kemasan berupa botol air mineral, botol kecap, botol soda, botol jus, botol minyak goreng, saus sambal, kemasan makanan, botol dressing salad, dan sebagainya.
Berhati-hatilan menggunakan kemasan dari bahan PET. Pemakaian berulang, khususnya jika digunakan untuk menyimpan air panas, akan menyebabkan lapisan polimernya meleleh dan menghasilkan zat karsinogen atau penyebab kanker.
Kode 2: HDPE (High Density Polyethylene)
Merupakan resin yang liat, kuat, sedikit lentur, tahan terhadap bahan kimia, lembab, dan berasal dari minyak bumi. Plastik ini bisa dibentuk dengan cara ditiup karena bisa berubah lunak pada suhu 75 derajat celcius. Penggunaan HDPE dalam industri dapat ditemukan misalnya pada kemasan susu, botol detergen, botol obat, botol oli mesin, botol shampoo, kemasan jus, botol sabun cair, kemasan kopi dan botol sabun bayi. Sama seperti PET, plastik jenis HDPE dapat didaur ulang.
Meski relatif aman terhadap zat kimia, HDPE direkomendasikan untuk digunakan sekali pakai saja karena seiring waktu, akan terjadi pelepasan senyawa antimoni trioksida yang mengakibatkan gangguan pernapasan, iritasi kulit, gangguan menstruasi, bahkan keguguran.
Kode 3: PVC (Polyvinyl Chloride)
Sifat PVC adalah liat, kuat, dan keras namun bisa berubah lunak pada suhu 80 derajat celcius. Karena sifatnya inilah PVC banyak digunakan sebagai bahan pembuatan perpipaan, atap, tanda lalu lintas, kabel listrik, dan lain lain. Sebagai bahan bangunan, PVC memiliki kelebihan yaitu harganya relatif murah, tahan lama, dan tidak sulit dirangkai. Plastik PVC juga dipakai sebagai kemasan minyak goreng, mentega, margarin, dan makanan siap saji karena tahan terhadap minyak. PVC juga digunakan untuk mengemas perangkat keras (hardware), kosmetik, dan obat-obatan.
Sayangnya, PVC tidak dapat didaur ulang dan mengandung mengandung zat berbahaya seperti vinyl chloride monomer (VCM), ester ftalat (DEHP, DIDP), Pb, semi karbazid (SEM) serta diethylhydroxylamine (DEHA) yang bisa merusak ginjal dan hati. Jadi, sebisa mungkin hindarilah pemakaian kemasan dari PVC.
Kode 4: LDPE (Low Density Polyethylene)
Plastik ini terbuat dari minyak bumi dan mudah dibentuk dalam keadaan panas, yaitu pada suhu 70 derajat celcius. Sifatnya fleksibel, keras, kuat, kedap air, permukaannya buram, dan tidak bereaksi terhadap zat kimia. Itu sebabnya, bahan ini sering digunakan untuk sebagai plastik pembungkus makanan dan minuman dan kantung plastik. Banyak sekali peralatan rumah tangga yang dibuat dari bahan LDPE, seperti tas plastik, botol, kotak penyimpanan, mainan, dan perangkat komputer. Dilihat dari sifatnya, LDPE tergolong plastik bermutu tinggi, tetapi tidak dapat didaur ulang.
Kode 5: PP (Polypropylene)
Merupakan plastik polimer yang mudah dibentuk ketika panas dan bersifat lentur, keras, tahan terhadap lemak, bahan kimia, dan panas, tapi akan berubah lunak pada suhu 140 derajat celcius. Pemakaian polypropylene dapat ditemukan pada kotak makanan, kemasan, pot tanaman, botol obat, tube margarin, tutup lainnya, sedotan, mainan, tali, pakaian, dan berbagai macam botol.
Kode 6: PS (Polystyrene)
Plastik yang juga populer dengan sebutan styrofoam ini merupakan plastik polimer yang bersifat kaku, buram, mudah bereaksi dengan lemak dan pelarut, mudah dibentuk dan berubah lunak pada suhu 95 derajat celcius. Sebagai kemasan, plastik jenis ini digunakan pada kotak CD , perkakas plastik, gelas plastik, wadah makanan, makanan beku, hidangan siap saji, bahkan dibuat sebagai piring, kemasan teh atau kopi, dan sendok plastik.
Sebisa mungkin, hindari kemasan ini karena selain tidak dapat didaur ulang juga berbahaya untuk kesehatan. Jika dipanaskan atau terkena panas, styrofoam dapat mengeluarkan zat styrene yang menyebabkan kerusakan otak, menggangu sistem reproduksi, dan sistem syaraf. Di banyak negara, penggunaan styrofoam untuk kemasan makanan sudah dilarang.
Kode 7: Jenis Lain
Kemasan plastik dengan kode 7 memilik arti bahwa kemasan tersebut dibuat dari jenis selain nomor 1-6, campuran dua atau lebih jenis plastik, atau tidak diketahui bahan baku resinnya. Kode 7 ini paling sering jumpai dalam industri minuman dan makanan.
Dan berikut ini beberapa contoh produk yang biasa menggunakan kemasan plastik.
a. Produk Susu dan Olahan Susu
Jenis plastik kemasan yang paling baik untuk mengemas produk susu adalah LDPE (kode 2) dan HDPE (kode 4). Sedangkan untuk produk olahan susu seperti keju sebaiknya gunakan plastik yang kedap terhadap uap air dan gas, seperti PET/PE (kode 1)
b. Produk Makanan kering / kripik
Pebisnis Makanan kering seperti keripik atau biskuit sangat banyak di Indonesia dan tentu memerlukan kemasan untuk produknya. propduk seperti kripik harus dikemas dengan menggunakan plastik kemasan dari jenis LDPE (Kode 4) berlapis kertas atau LDPE/aluminium foil karena sifatnya kedap uap air dan gas.
c. Produk Minuman
Minuman berkarbonasi atau minuman soda membutuhkan kemasan yang kuat, tahan benturan, tidak tembus cahaya, dan permeabilitasnya terhadap gas rendah. Sedangkan untuk minuman yang tidak berkarbonasi atau bersoda pilihlah kemasan berbentuk botol yang terbuat dari bahan PE (kode 1).
d. Kopi
Produk kopi dapat dikemas dengan kemasan hampa, misalnya foil atau poliester yang sudah dimetalisasi dan PE (kode 1). Sedangkan untuk kopi instan bisa menggunakan kemasan PVC (kode 3) yang dilapisi PVDC, meskipun harganya relatif mahal.
Buah dan Sayur Segar
Buah-buahan dan sayuran segar menghasilkan gas CO2, sehingga harus dikemas dengan kemasan yang memiliki permeabilitas yang tinggi terhadap CO2. Contohnya adalah polistiren busa seperi LDPE (kode 4), EVA, ionomer, atau plastik PVC (kode 3).
e. Lemak dan Minyak
Pilihlah kemasan PVC (kode 3) yang bersih dan mengkilap untuk produk minyak dan polistiren untuk mentega dan margarine.
Jika kamu tidak ingin dipusingkan dalam hal kemasan, kamu bisa order ke kebun design mulai dari design kemasan sampai mencetak beberapa jenis kemasan yang kamu butuhkan.
Jasa Desain Karawang (Logo, Desain Kemasan, Catalog, brosur dll)
Hubungi:
Call/ SMS/ Whatsapp: 0878-8438-0220
Line: kebundesign
Portofolio bisa dilihat lebih mudah di Instagram Kebun Design
Sumber : https://ramesia.com/plastik-kemasan/